Tips Mencegah Stunting Pada Anak

Sumber: freepik.com

Menurut data PBB tahun 2020, lebih dari 149 juta balita di seluruh dunia, atau sekitar 22% mengalami stunting. Dari jumlah tersebut, sekitar 6,3 juta merupakan anak usia dini dan sebagian besar dari mereka yang mengalami stunting berasal dari Indonesia. Akan tetapi, tahun ini, Kementerian Kesehatan telah mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.

Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan tumbuh kembang pada anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai. Penyebab stunting diantaranya adalah kekurangan gizi pada anak selama dua tahun pertama kehidupannya, kurangnya nutrisi pada ibu selama masa kehamilan, dan kondisi sanitasi yang tidak memadai.

Seorang anak dapat dikatakan mengalami stunting apabila tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO. Anak stunting biasanya berperawakan lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Stunting bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, memiliki keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis. Oleh karena itu, penting untuk mencegah stunting. Salah satu tujuannya agar pertumbuhan fisik anak tidak terganggu dan perkembangan otak anak tidak terhambat. Lalu, bagaimana cara mencegah stunting pada anak? Mari kita simak tips-tips nya berikut ini.

  1. Penuhi kebutuhan gizi sejak hamil

Risiko stunting dapat dikurangi dengan asupan kebutuhan gizi yang cukup. Menurut UNICEF, anak membutuhkan sekitar 40 jenis nutrisi berbeda agar pertumbuhan mereka dapat optimal. Pencegahan stunting terbaik sebaiknya dilakukan pada masa awal kehamilan. Sejak awal masa kehamilan, ibu hamil disarankan untuk memenuhi kebutuhan gizi sedini mungkin seperti meningkatkan asupan zat besi dan asam folat. Selain itu, perbanyak sumber protein serta konsumsi sayuran dan buah. Dalam satu piring, setengahnya dapat diisi sumber protein baik hewani maupun nabati. Buat proporsinya lebih banyak dibanding karbohidrat. Sisanya Anda dapat mengisinya dengan sayur dan buah.

 

  1. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

Ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, Veronika Scherbaum, menyatakan ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak karena memiliki kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada anak. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

 

  1. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.

 

  1. Terus pantau tumbuh kembang anak

Orang tua harus selalu memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Lakukan kunjungan ke dokter anak secara teratur atau cek secara berkala ke Posyandu untuk mendeteksi dini potensi masalah pertumbuhan anak. Kunjungan tersebut dapat membantu mengidentifikasi tanda-tanda stunting atau masalah kesehatan lainnya. Selain itu, vaksinasi yang tepat waktu juga penting untuk mencegah penyakit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.

Dokter anak dapat memberikan informasi tentang perkembangan fisik dan pertumbuhan anak serta memberikan saran tentang cara memenuhi kebutuhan gizi mereka. Dengan melakukan pemantauan kesehatan rutin, orang tua dapat bekerja sama dengan tenaga medis untuk mencegah atau mengatasi potensi masalah pertumbuhan pada anak mereka.

 

  1. Selalu jaga sanitasi dan kebersihan lingkungan

Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama jika lingkungan sekitar mereka kotor. Pastikan bahwa lingkungan rumah bersih, aman, dan bebas dari kondisi yang membahayakan kesehatan. Fasilitas sanitasi yang baik juga merupakan faktor kunci dalam mencegah infeksi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak. Sanitasi dan lingkungan yang buruk secara tak langsung meningkatkan risiko stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Oleh karena itu, Anda perlu membiasakan cuci tangan serta tidak buang air besar sembarangan pada keluarga.

Mencegah stunting pada anak memerlukan kombinasi upaya dari berbagai pihak, termasuk orang tua, tenaga medis, dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan memenuhi kebutuhan gizi sejak kamil, memberikan ASI Eksklusif dan MPASI, memantau kesehatan secara rutin, dan menciptakan lingkungan yang sehat dan stimulatif, kita dapat bersama-sama berperan dalam mencegah stunting dan memberikan anak-anak kesempatan untuk tumbuh kembang secara optimal. Praktik-praktik ini tidak hanya menjadi kebutuhan dasar bagi kesehatan anak saat ini, tetapi juga investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih baik.

Tips Mencegah Kelahiran Prematur: Menjaga Kesehatan Selama Kehamilan<< >>Mengenal Cacar Monyet pada Anak

About the author : admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.