Bruxism dan Tindakan yang Harus Dilakukan untuk Mengatasinya

Sumber: freepik.com

Pernahkah Anda melihat sang buah hati sering menggertakkan giginya ketika tidur? Atau Anda sendiri yang sering melakukannya? Nah, bisa jadi kebiasaan tersebut merupakan gejala bruxism. Bruxism atau yang biasa dikenal dengan menggeretak gigi adalah kebiasaan menggertakkan dan menggesekkan gigi yang dilakukan secara tidak sadar, terutama saat tidur.

Pada sebagian kasus, bruxism yang terlalu parah dapat mengikis enamel dan membuat gigi Anda berlubang. Kondisi ini dapat menyebabkan gigi patah, menimbulkan rasa sakit pada gigi dan/atau hipersensitivitas, mengakibatkan kerusakan pada pipi bagian dalam atau lidah, menyebabkan sakit kepala kronis, dan menyebabkan nyeri rahang. Dalam kasus yang paling ekstrim, menggemeretakkan gigi tanpa perawatan dapat merusak gigi, menyebabkan gigi tidak sejajar, atau bahkan menyebabkan gigi tanggal.

 

 

 

 

Jenis-Jenis Bruxism yang Harus Diwaspadai

Sumber: freepik.com

Seperti yang kita ketahui, bruxism bisa menjadi masalah serius. Meskipun kasus yang sangat ringan mungkin tidak memerlukan perawatan khusus, pada sebagian kasus lain pasti memerlukannya. Namun, penting untuk membedakan tiga jenis dasar bruxism, yang masing-masing membutuhkan pendekatan berbeda. Berikut tiga jenis bruxism yang harus diwaspadai.

  1. Bruxism saat tidur (Sleep Bruxism)

Bruxism saat tidur merupakan kondisi menggertakkan gigi yang paling umum terjadi dilakukan pada malam hari atau saat Anda tidur. Anda bahkan mungkin tidak menyadarinya, tetapi orang lain yang berada di samping Anda saat tidur mungkin akan terbangun oleh suara tersebut di malam hari.

 

  1. Bruxisme dalam keadaan sadar

Bruxism dalam keadaam sadar merupakan kondisi yang kurang umum terjadi. Biasanya, dalam keadaan sadar Anda akan mengatupkan gigi dengan erat atau menggertakkannya saat sedang stres tinggi. Jenis bruxism ini lebih mudah diidentifikasi dan diobati.

 

  1. Bruxism pada Anak

Diperkirakan 15% hingga 33% anak pernah mengalami bruxism atau menggertakkan giginya. Biasanya, anak paling sering mengalami bruxism saat gigi susu mereka tumbuh dan gigi permanen tumbuh. Dalam banyak kasus, setelah masa itu biasanya masalah akan hilang. Namun, jika terus berlanjut, anak Anda mungkin memerlukan bantuan profesional.

 

Tindakan yang Harus Dilakukan untuk Mengatasi Bruxism

Cara mengobati bruxism yang dialami setiap orang berbeda, tergantung jenis bruxism yang dialami. Satu hal penting yang harus Anda lakukan untuk mengatasi bruxism yaitu menemukan akar masalah penyebab bruxism. Setelah menemukan akar masalahnya, tindakan pengobatan tentunya dilakukan berdasarkan akar masalah tersebut. Misalnya, untuk kasus ringan Anda mungkin hanya perlu mencari cara untuk menghilangkan stres, seperti melalui konseling, berolahraga, atau bahkan hanya membutuhkan resep obat dari dokter. Namun pada kasus yang lebih berat, dokter mungkin akan mengambil tindakan khusus untuk mengatasi bruxism yang Anda alami. Berikut beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi bruxism.

  1. Memperbaiki Kondisi Gigi

Jika pengidap bruxism mengalami masalah kondisi gigi yang memicu gejala lainnya, perbaikan gigi perlu dilakukan untuk menurunkan risiko gejala bruxism makin memburuk. Pengobatan ini tidak dapat menghentikan bruxism, tetapi mencegah kerusakan pada gigi.

 

  1. Menggunakan Pelindung Gigi

Pelindung mulut dan gigi bisa digunakan untuk memisahkan gigi agar tidak mengalami kerusakan akibat bruxism.

 

  1. Melakukan Konsultasi Psikologi

Apabila Anda menggeretakkan gigi karena stres, Anda mungkin bisa mencegah masalah ini dengan konsultasi bersama psikolog. Psikolog akan membantu Anda menemukan cara yang tepat untuk mengelola stres, misalnya dengan rutin melakukan meditasi atau latihan pernapasan.

 

  1. Menggunakan Obat-Obatan

Pada sebagian kasus sleep bruxism, dokter mungkin akan meresepkan Anda obat antidepresan dan relaksan otot dalam jangka pendek yang diminum sebelum tidur.  Apabila metode pengobatan bruxism lainnya tidak memberikan hasil yang memuaskan, biasanya dokter merekomendasikan pasien untuk melakukan suntik botoks. Suntikan botulinum toxin A (BTX-A) ini membantu mengurangi frekuensi kambuhnya bruxism, sensasi nyeri, dan kekuatan gertakan gigi pasien.

 

  1. Mengubah Kebiasaan dan Gaya Hidup

Gaya hidup tidak sehat, seperti minum alkohol, merokok, atau minum kopi berlebihan dapat mengakibatkan munculnya bruxism. Penggunaan zat psikoaktif meningkatkan gairah dan menyebabkan susah tidur, serta secara signifikan menyebabkan terjadinya bruxism. Oleh karena itu, Anda harus memulai kebiasaan baru, seperti menerapkan gaya hidup sehat dan pola tidur bersih (sleep hygiene). Selain itu, mulailah rutin memeriksakan diri ke dokter gigi untuk memantau dampak bruxism yang dialami.

 

Mengatasi bruxism memerlukan kombinasi berbagai strategi, tergantung dari jenis bruxism yang dialami. Penting untuk bekerja sama dengan dokter gigi atau profesional kesehatan untuk menentukan rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan penyembuhan Anda. Dengan tindakan yang tepat, banyak penderita bruxism dapat mengurangi gejala dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada gigi dan rahang mereka.

Bumil Susah Tidur, Yuk Olahraga Teratur!<< >>Tips Mencegah Kelahiran Prematur: Menjaga Kesehatan Selama Kehamilan

About the author : admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.