Waspada Ancaman Pneumonia Mycoplasma pada Anak

Sumber: freepik.com

Di seluruh dunia, 800.000 balita meninggal karena pneumonia setiap tahunnya. Di Indonesia, pada tahun 2016 lebih dari 19.000 balita meninggal karena pneumonia atau lebih dari 2 anak setiap jam. Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang bisa menjangkiti salah satu atau kedua paru-paru. Tidak ada penyebab tunggal pneumonia. Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang ada di udara.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), mengatakan akhri-akhir ini terdapat informasi cukup ramai bahwa terjadi peningkatan kasus pneumonia di Cina Utara. Sejak pertengahan Oktober 2023 yang lalu, WHO menyatakan adanya peningkatan kasus undefined pneumonia pada anak-anak yang terjadi di Tiongkok. Kemudian diketahui kemungkinan penyebabnya adalah bakteri patogen yang umum dijumpai di sana yaitu Mycoplasma pneumoniae.

Penularan pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae memiliki kekhususan dibandingkan dengan patogen lain yang menjadi penyebab pneumonia pada anak. Jika pneumonia sering dikaitkan dengan penyebab kematian tertinggi pada anak usia bawah lima tahun, pneumonia akibat Mycoplasma lebih banyak ditemukan pada usia anak sekolah.

Mycoplasma adalah bakteri berukuran kecil yang dapat ditularkan oleh cairan droplet melalui udara (airborne). Bakteri Mycoplasma merupakan patogen ekstrasel yang bergantung pada epitel sistem pernapasan dan faktor virulensinya untuk bertahan hidup. Proses Mycoplasma pneumoniae menginfeksi tubuh yakni pertama-tama, bakteri menempel pada epitel saluran pernapasan. Selanjutnya, Mycoplasma pneumoniae memproduksi hidrogen peroksida dan superoksida yang berbahaya terhadap sel tubuh. Kedua zat tersebut menyebabkan kerusakan pada sel epitel dan silia di sekitarnya.

Gejala Pneumonia Mycoplasma pada Anak

Pneumonia Mycoplasma memiliki gejala yang mirip dengan pneumonia pada umumnya. Namun, ada beberapa ciri khas yang perlu diperhatikan sebagai berikut.

  1. Batuk yang berkepanjangan: Anak yang terinfeksi Mycoplasma pneumoniae biasanya mengalami batuk yang berkepanjangan dan tidak merespon dengan baik terhadap pengobatan biasa.
  2. Demam yang tinggi: Demam merupakan gejala umum pada pneumonia Mycoplasma. Demam yang tinggi dapat muncul tiba-tiba dan berlangsung cukup lama.
  3. Kesulitan bernapas: Anak mungkin mengalami kesulitan bernapas atau pernapasan cepat. Hal ini dapat terjadi karena infeksi merusak jaringan paru-paru dan menyebabkan peradangan.
  4. Nyeri dada: Beberapa anak mungkin mengeluhkan nyeri di dada. Nyeri ini dapat terjadi akibat peradangan di dalam paru-paru.
  5. Lelah dan lesu: Infeksi Mycoplasma pneumoniae dapat membuat anak merasa lelah dan lesu. Mereka dapat kehilangan nafsu makan dan energi.

Pencegahan Pneumonia Mycoplasma pada Anak

Meskipun tidak mungkin sepenuhnya mencegah infeksi, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko pneumonia Mycoplasma pada anak-anak.

  1. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat: Membiasakan anak untuk berperilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan secara teratur dengan sabun, menjaga kebersihan badan dan rumah dapat membantu mencegah penyebaran bakteri Mycoplasma pneumoniae.
  2. Menjaga kekebalan tubuh: Memberikan makanan bergizi, cukup istirahat, dan aktivitas fisik dapat membantu menjaga kekebalan tubuh anak.
  3. Hindari kontak dengan orang sakit: Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit, terutama jika mereka mengalami gejala batuk dan pilek, dapat membantu mencegah penularan bakteri penyebab pneumonia.
  4. Penggunaan masker: Biasakan anak untuk memakai masker setiap berinteraksi dengan orang yang memiliki gejala pneumonia Mycoplasma.
  5. Imunisasi: Orang tua dianjurkan untuk melengkapi imunisasi yang dibutuhkan anak, termasuk imunisasi pneumonia untuk mencegah penularan penyakit tersebut.

Penanganan Pneumonia Mycoplasma pada Anak

Jika anak menunjukkan gejala pneumonia Mycoplasma, segera konsultasikan dengan dokter. Pengobatan biasanya melibatkan pemberian antibiotik, dan sangat penting untuk menyelesaikan seluruh durasi pengobatan meskipun gejalanya sudah membaik.

Dalam menghadapi ancaman pneumonia Mycoplasma pada anak-anak, kesadaran dan tindakan pencegahan yang tepat dapat membantu melindungi kesehatan mereka. Orang tua dan pengasuh anak perlu bekerja sama dengan tenaga medis untuk mendeteksi dan mengatasi gejala pneumonia sejak dini, sehingga anak-anak dapat pulih dengan optimal.

Saat ini Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya mitigasi untuk mengantisipasi peningkatan kasus pneumonia Mycoplasma dengan mengeluarkan Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit nomor PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. Dalam surat edaran tersebut, Kementerian Kesehatan mendorong fasilitas layanan kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit untuk aktif melakukan penguatan surveilans pneumonia dan melakukan pelaporan temuan kasus pneumonia melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Event Based Survaillance (SKDREBS)/Surveilans Berbasis Kejadian (SKB) maupun ke PHEOC (Public Health Emergency Operating Center).

Tips Mencegah Obesitas pada Anak<< >>Kapan Waktu yang Tepat Bawa Anak Periksa ke Dokter Gigi?

About the author : admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.